,

Selasa, 03 Mei 2011

Semangat Laba-Laba

Dikisahkan, di sudut atap rumah yang sudah tua, tampak ada seekor laba-laba yang setiap hari bekerja membuat sarangnya dengan giat dan rajin. Namun tiba-tiba hujan turun dengan derasnya sehingga membuat rumah tua itu bocor dan bocoran air tersebut membuat sarang laba-laba itu rusak, tembok menjadi basah dan licin. Namun si laba-laba tersebut bersusah payah untuk merayap kembali ke sanrangnya. Namun apa daya, laba-laba tersebut jatuh karena permukaan tembok yang licin, tetapi laba-laba itu tetap berusaha untuk merayap naik namun jatuh dan jatuh lagi begitu terus berulang-ulang.

Rumah tua itu di huni oleh tiga kakak beradik. Mereka melihat kejadian tersebut, dan satu persatu mereka berkomentar seperti ini:
Si sulung berkata: "Nasibku seperti laba-laba itu, meskipun aku telah berusaha tapi aku selalu gagal dan gagal, sia sia belaka ! memang beginilah nasibku.
Anak kedua berkata: "Bodoh sekali sih laba-laba itu...!, kenapa tidak mencari jalan yang kering saja, aku tidak akan sebodoh dia. Jika ada kesulitan, aku lebih memilih menghindar dari masalah tersebut. Jika tidak, aku akan mencari jalan pintas untuk menyelesaikan masalah tersebut".
Lain lagi dengan pendapat si bungsu beginilah komentarnya: "Laba-laba tersebut sangat luar biasa! Dalam hal ketabahan dan keuletan, aku harus mencontoh prilaku si laba-laba tersebut, suatu hari pasti aku akan meraih kesuksesan.
 
Pembaca yang budiman seringkali seseorang memiliki cara pandang yang berbeda, tentunya juga akan mendatangkan hasil yang berbeda pula. Cara pandang si sulung memperlihatkan sosok yang tanpa motivasi, tanpa tujuan dan mudah putus asa. Inilah perspektif yang paling menhambat langkah seseorang untuk meraih keberhasilan.
 
Sebaliknya , perspektif anak kedua inilah menunjukan tanda-tanda sebuah pribadi yang oportunis dan sangat pramatis. Dalam menghadapi masalah, seringkali pilihan yang di tempuhnya adalah lari dalam masalah tersebut. Padahal lari dalam masalah akan menimbulkan masalah baru . Dan jika terpaksa harus menghadapinya, seringkali jalan pintas selalu jadi cara untuk menyelesaikan masalah 

Lain lagi dengan pendapat si bungsu. Si bungsu mempunyai pikiran bahwa Kegigihan untuk menyelesaikan masalah adalah semangat pantang menyerah yang harus kita lakukan di setiap ada masalah, bukan menghindar atau melarikan diri dari masalah

Sesungguhnya, kualitas kematangan mental seseorang di bangun dari fondasi banyaknya hambatan, masalah, kelemahan, dan problem kesulitan yang mampu di atasi, Dan jelas sekali, bekal kegigihan, ketabahan plus ke-
sabaran, pasti kita akan memperoleh hasil yang maksimal
 
Cerita ini saya dapatkan dari sebuah buku. Walaupun bukan karya saya, tapi cerita ini mengandung pesan moral yang bisa kita dapatkan bahwa kegigihan, ketekunan, kesabaran adalah kunci sukses keberhasilan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar